Setiap desa atau daerah sudah barang tentu memiliki sejarah dan latar belakang sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristik dan kulturnya masing-masing yang merupakan pencerminan ciri kas dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta. Dan tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. Dalam hal ini desa Danguk juga memiliki hal tersebut yang merupakan identitas dari desa ini yang akan kami tuangkan dalam kisah-kisah di bawah ini.
Dari berbagai sumber yang dapat ditelusuri dan digali tentang asal – usulnya, desa Danguk memiliki banyak versi cerita yang cukup bervariasi. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tempat yang dikeramatkan ataupun kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian dijadikan sebuah nama.
Konon ceritanya, desa Danguk adalah merupakan suatu desa yang masyarakatnya terkenal sebagai masyarakat yang suka TENGUK-TENGUK di Sendang ( sumber air ) yang teduh. Oleh karenanya diberi nama desa Danguk . Karena kesalahan dalam mengucapkan, banyak orang yang mengatakan desa BLOBOK. Di samping itu masyarakat desa pinggiran ini juga dikenal sebagai masayrakat yang samin. Pengertian samin adalah hampir sama dengan apa adanya. Sebagai contoh ketika perangkat desa memerintahkan masyarakat untuk kerja bakti dengan membawa cangkul misalnya, masyarakat akan patuh dengan perintah itu. Masyarakat datang dan membawa cangkul dan tanpa membawa peralatan lainnya, sehingga tidak tahu apa yang harus dikerjakan dengan membawa cangkul tersebut.
Dan pada saat itu desa Danguk dibagi menjadi 3 dusun yaitu :